Bagaimana bisa ?
Dulu pada sistem bahan bakar konvensional, karburator menjadi ujung tombak. Fungsinya untuk memasukan bensin ke aliran udara yang menuju intake dengan perbandingan yang pas.
Kita mengenal AFR (air fuel ratio), yang dijadikan acuan volume bahan bakar yang dimasukan ke mesin. Umumnya AFR dikatakan ideal pada angka 14 hingga 15 banding 1.
AFR tersebut harus dijaga pada putaran mesin berbapapun, sehingga untuk membuatnya selalu ideal, karburator menggunakan prinsip kevakuman.
Namun kevakuman ini dinilai kurang efektif dan menimbulkan efek pemborosan bahan bakar. Sehingga diremukanlah sistem pemasok tanpa melalui karburator atau yang biasa disebut sistem EFI.
EFI tidak bekerja menggunakan prinsip kevakuman seperti karburator, namun menggunakan prinsip cairan bertekanan. Dalam hal ini, bensin yang memiliki tekanan tertentu akan keluar (injected) ketika ujung saluran terbuka.
Injektor menjadi ujung saluran yang membuka dan menutup saluran bensin untuk mengatur pemasukan bensin. Selengkapnya bisa anda baca pada Cara kerja sistem EFI.
Sensor Pada Mesin EFI
Untuk pembahasan kali ini, akan kita ulas selengkapnya tentang sensor-sensor yang ada pada mesin EFI.
Apa itu sensor ?
Sensor adalah komponen pendeteksi suatu keadaan. Dalam sistem Elektronika, kita mengenal input-control-output. Output akan melakukan sebuah aksi berdasarkan perintah control. Sementara control memberi perintah berdasarkan acuan dari input.
Dalam hal ini, input itu adalah sensor, lalu control sebagai ECU dan output adalah injector.
Sensor apa saja yang ada pada mesin EFI ?
1. IAT Sensor
Intake aie temperature sensor berfungsi mendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Letak sensor ini ada pada box filter tepatnya setelah filter udara.
IAT sensor bekerja menggunakan thermister dengan tipe NTC (negative temperature coeficient) dimana resistansi pada thermister akan semakin berkurang ketika suhu yang dideteksi semakin meningkat.
Perubahan resistansi ini dimanfaatkan untuk mengirimkan tegangan balik dengan nilau yang memiliki arti. ECU akan menterjemahkan nilai tegangan ini sehingga tahu apakah udara yang masuk itu dingin atau panas.
Kalau udara yang masuk dingin maka bensin yang dimasukan juga harus lebih banyak karena udara dingin memiliki masa lebih besar. Sementara kalau udara lebih panas, maka bensin yang dimasukan akan dikurangi.
2. MAF Sensor
Air flow meter adalah sensor yang berfungsi mendeteksi masa udara berdasarkan alurannya. Sama seperti IAT sensor ini juga terletak setelah filter udara malah biasanya IAT dan MAF itu terletak menjadi satu.
Cara kerja MAF adalah dengan memanfaatkan kawat panas, panas pada kawat dihasilkan oleh listrik yang mengalir. Ketika udara mengalir melewati sensor maka suhu kawat akan turun dan arus listrik yang digunakan untuk memanaskan kawat harus lebih besar.
Semakin cepat aliran udara artinya semakin besar listrik yang diperlukan untuk memanaskan kawat. Besar kecil listrik ini digunakan untuk mendeteksi masa udara berdasarkan alirannya.
3. TP Sensor
Throtle position sensor atau TPS berfungsi untuk mendeteksi sudut buka katup. Seperti yang kita ketahui, EFI tidak memiliki karburator tapi masih memiliki throtle body.
Fungsi throtle body ini yakni untuk mengatur RPM mesin dengan memanfaatkan katup gas mirip pada katup gas sistem bahan bakar konvensional.
TPS akan mendeteksi berapa derajat kemiringan katup gas untuk mengetahui tingkat kecepatan yang dimaksudkan pengemudi agar bisa menyuplai bensin dengan volume yang pas.
Cara kerja TP sensor dengan memanfaatkan variabel resitor. Ada satu tuas yang terhubung ke poros katup gas. Sehingga ketika katup gas bergerak, tuas ini juga bergerak.
Pergerakan tuas akan mempengaruhi nilai resistansi dari sensor tersebut. Ini mirip seperti sensor ketinggian bahan bakar didalam tanki.
4. MAP Sensor
Manifold absolute pressure sensor merupakan sensor yang menghitung kevakuman didalam intake manifold (setelah katup gas). Pada sistem karburator, kevakuman intake akan menunjukan load yang diterima mesin.
Begitu juga pada sistem EFI, MAP dipakai untuk mengetahui load mesin.
Cara kerjanya dengan memanfaatkan membran yang dapat bergerak sesuai kevakuman didalam intake. Pergerakan membran ini lalu akan mempengaruhi resistansi dari sensor MAP.
5. CKP & CMP Sensor
Crankshaft position sensor adalah sensor yang mengukur kecepatan crankshaft. Fungsinya sebagai pengukur RPM mesin dan mengetahui posisi TOP masing-masing silinder.
Sementara Camshaft position sensor adalah sensor yang mengukur putaran poros nok. Fungsinya untuk mengetahui posisi TOP silinder 1.
Cara kerjanya dengan menggunakan pick up coil, dimana ada stator coil dan didekatnya terdapat rotor magnet. Namun jumlah gerigi pada CKP itu sesuai jumlah silinder. Dan peletakan gerigi itu pas dengan posisi TOP masing-masing silinder.
Sensor ini akan menghasilkan sinyal PWM berbentuk gelombang sempurna yang akan digunakan ECU untuk menentukan timming pembukaan injector dan RPM mesin.
6. ECT Sensor
Engine coolant temperature sensor berfungsi untuk mengukur suhu air pendingin didalam mesin. Hasil pengukuran ini akan mengetahui apakah mesin dalam keadaan dingin atau panas.
Kalau dingin, maka sistem EFI akan mengaktifkan cold start injection (hanya pada beberapa mobil).
Cara kerjanya sama seperti sensor suhu udara yang menggunakan thermister tipe NTC. Umumnya, dalam satu mobil itu ada dua buah ECT sensor.
ECT sensor 1 terletak sebelum radiator, fungsinya untuk mendeteksi suhu air pendingin yang keluar dari mesin. Sensor ini akan akurat dalam membaca suhu mesin.
ECT sensor 2 terletak setelah radiator, fungsinya untuk mengukur air yang telah melewati radiator. Sensor ini akan memberikan feedback terkait kinerja radiator dalam mendinginkan air pendingin.
7. Oxygen Sensor
Oxygen sensor berfungsi untuk mendeteksi kandungan oksigen pada gas buang. Melalui sensor ini ECU mengetahui bagaimana proses pembakaran mesin. Apakah berlangsung sempurna atau premature.
Sensor oksigen bekerja dengan memanfaatkan bahan Zirconia yang dapat menghasilkan tegangan listrik apabila terkena molekul oksigen didalam gas buang.
Jumlah oksigen yang terkandung nantinya bisa menjadi indikator apakah seluruh gas didalam ruang bakar terbakar dengan sempurna atau ada beberapa molekul gas yang tidak terbakar.
8. Fuel pressure sensor
Fuel pressure sensor berfungsi untuk mendeteksi tekanan pada selang bahan bakar. Ini karena besar kecil tekanan bahan bakar juga bisa mempengaruhi volume bensin yang keluar dari injektor.
Kalau tekanan bensin besar, maka saat injetor terbuka selama satu detik akan lebih banyak bensin yang keluar dibandingkan kalau tekanan bahan bakar rendah.
Cara kerjanya dengan memanfaatkan sebuah katup yang bisa bergerak sesuai tekanan didalam saluran bahan bakar. Pergerakan katup tersebut akan mempengaruhi relay resistansi dari sensor.
9. APP sensor (khusus DBW)
Acelerated Pedal Position sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur sudut pembukaan pedal gas. Sensor ini, akan mengetahui seberapa dalam pedal gas diinjak oleh pengemudi.
APP sensor hanya disediakan pada mobil-mobil DBW (drive by wire) yang tidak memiliki sensor TPS. Drive by wire adalah skema pengaturan RPM mesin tanpa kawat gas. Jadi dari pedal gas menggerakan throtle body itu melalui sensor tanpa kawat gas.
Cara kerjanya hampir sama seperti TPS sensor, dimana ada variabel resistor yang memiliki nilai resistansi sesuai pergerakan katup.
Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai macam macam sensor EFI. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.
0 Response to "9 Macam Sensor Pada Sistem EFI + Fungsinya"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.