Koil pengapian atau ignition coil pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan dari baterai sebesar 12 volt menjadi tegangan tinggi sekitar 20.000 volt.
Di dalam koil pengapian terdiri dari dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Ketika kumparan primer dialiri listrik maka akan terbentuk medan magnet pada kumparan tersebut, akan tetapi ketika medan magnet tersebut dihilangkan maka akan timbul induksi listrik. Oleh sebab itu, tegangan tinggi dihasilkan ketika kumparan primer koil dialiri listrik kemudian aliran listrik tersebut diputus secara tiba-tiba.
Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memutus aliran listrik ke kumparan primer pada sistem pengapian konvensional adalah kontak pemutus atau platina. Arus primer yang mengalir ke kumparan primer tidak boleh melebihi 4 ampere, hal tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya :
- Keausan pada kontak pemutus (platina) yang lebih cepat
- Panas yang berlebih pada koil pengapian
Jika arus yang mengalir tidak boleh melebihi 4 ampere dan tegangan pada baterai yang digunakan adalah 12 volt maka dapat dicari tahanan minimum pada kumparan primer tersebut dengan cara :
Rmin = V / Imaks = 12 volt / 4 ampere = 3 Ω
Jadi tahanan minimum pada kumparan primer adalah 3 Ω, misalnya tahanan pada kumparan primer tersebut adalah 1,5 Ω maka perlu ditambahkan tahanan sebesar 1,5 Ω sehingga tahanan total pada kumparan primer sebesar 3 Ω. Tahanan tambahan tersebut dinamakan tahanan ballast.
Kegunaan tahanan ballast pada koil pengapian
1. Sebagai pembatas arus primer
Ketika kumparan primer dialiri listrik, selain timbul kemagnetan juga akan timbul panas. Panas yang timbul pada koil pengapian tergantung dari banyaknya arus yang mengalir ke kumparan primer koil. Apabila arus yang mengalir besar maka panas yang timbul juga akan semakin besar.
Arus yang mengalir ke kumparan primer dibatasi maksimal sebesar 4 ampere, sehingga bila tegangan baterai sebesar 12 volt maka tahanan yang dibutuhkan agar arus yang ke kumparan primer tidak melebihi 4 ampere adalah sebesar 3 Ω. Apabila tahanan dari kumparan primer kurang dari 3 Ω maka dapat menyebabkan arus yang mengalir ke kumparan primer semakin besar, oleh sebab itu perlu tahanan tambahan agar tahanan total pada kumparan primer sebesar 3 Ω. Maka sebab itu digunakanlah tahanan ballast.
2. Kompensasi panas
Panas yang dihasilkan oleh koil pengapian tergantung dari banyaknya arus yang mengalir melewati tahanan primer koil. Dengan menambah tahanan diluar atau tahanan ballast maka panas yang seharusnya dihasilkan di koil pengapian dapat sebagian dipindahkan ke tahanan ballast sehingga dapat mencegah kerusakan dari koil lebih cepat karena panas yang berlebihan.
3. Rangkaian penambahan start
Selama kendaraan distarter maka tegangan baterai yang menuju ke koil pengapian akan turun karena tegangan baterai akan dibagi dua, selain ke koil pengapian juga ke beban starter.
Dengan menurunnya tegangan baterai yang megalir ke koil pegapian ketika mkendaraan distarter maka kemampuan pengapian juga akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut maka kumparan primer koil pengapian dapat dihubungkan langsung ke baterai positif selama kendaraan distarter tanpa melewati tahanan ballast. Rangkaian penambah start hanya bisa digununakan (dirangkai) pada rangkaian primer yang menggunakan tahanan ballast.
0 Response to "Fungsi Tahanan Ballast pada Koil Pengapian"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.