Sistem pengisian pada kendaraan memiliki fungsi utama yaitu untuk mengisi kembali arus listrik di dalam baterai. Selain itu sistem pengisian juga berfungsi untuk mensuplai energi listrik ke sistem-sistem kelistrikan yang berada di kendaraan selama mesin hidup.
Sistem pengisian kendaraan dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu sistem pengisian konvensional dan sistem pengisian IC. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas masalah yang saring ditimbulkan pada sistem pengisian konvensional. Salah satu masalah yang sering terjadi pada sistem pengisian konvensional ini adalah tidak adanya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sistem pengisian tidak bekerja antara lain :
1. V-belt putus
V-belt merupakan komponen yang berfungsi untuk menghhubungkan antara putaran mesin dengan alternator. Apabila v-belt putus maka putaran mesin tidak akan terhubung dengan alternator sehingga alternator tidak akan berputar. Akibatnya maka tidak akan terjadi induksi tegangan pada alternator atau tegangan listrik tidak akan dihasilkan oleh alternator walaupun pada alternator terjadi kemagnetan pada field coil atau kumparan rotor.
2. Regulator rusak
Apabila regulator mengalami kerusakan maka dapat mengakibatnya sistem pengisian tidak bekerja. Beberapa komponen yang terdapat pada regulator yang apabila terjadi kerusakan maka sistem pengisian tidak akan bekerja antara lain resistor putus kontak point pada voltage regulator kotor.
Apabila resistor dan kontak point yang ada pada rangkaian voltage regulator ini putus maka aliran listrik dari terminal IG akan terhambat atau bahkan tidak dapat di alirkan ke komponen rotor coil sehingga kemagnetan pada alternator tidak dapat dibangkitkan oleh rotor coil.
3. Alternator rusak
Alternator merupakan bagian penting di dalam sistem pengisian yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik yang nantinya digunakan untuk mengisi kembali baterai dan untuk mensuplai arus listrik ke komponen-komponen kelistrikan selama mesin hidup. Bila alternator ini rusak maka tentunya sistem pengisian tidak akan bekerja, komponen-komponen alternator yang dapat mempengaruhi hilangnya tegangan pengisian antara lain :
Rotor coil putus
Rotor coil merupakan kumparan yang ada di dalam alternator yang bergerak bersama-sama dengan pully alternator. Rotor coil ini merupakan bagian alternator yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
Rotor coil akan dapat membangkitkan medan magnet apabila ada arus listrik yang melewati rotor coil sehingga apabila arus listrik ini hilang atau tidak ada maka rotor coil tidak akan dapat membangkitkan kemagnetan.
Tegangan listrik dapat dihasilkan jika penghantar atau kumparan stator memotong gaya medan magnet, apabila medan magnet tidak ada maka tegangan listrik juga tidak akan dihasilkan. Arus listrik tidak dapat mengalir ke rotor coil dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah sambungan rotor coil dengan slip ring putus, sikat habis, kumparan rotor terbakar atau terjadi hubungan singkat.
Stator coil putus
Stator coil merupakan bagian di dalam alternator yang berfungsi sebagai pemotong garis medan magnet yang dibangkitkan oleh rotor coil. jika kumparan pada stator coil ini putus maka sistem pengisian tidak akan terjadi.
Dioda putus
Dioda atau rectifier merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menyearahkan arus, atau merubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC). Jika doda penyearah ini putus maka arus listrik yang dihasilkan oleh alternator tidak dapat disearahkan dan tidak dapat dialirkan. Akibatnya tidak akan ada arus pengisian atau sistem pengisian tidak akan bekerja.
4. Wiring dan sirkuit
Komponen-komponen sistem pengisian saling dihubungkan melalui sebuah rangkaian sistem pengisian. Komponen penghubung rangkaian tersebut adalah kabel dan socket.
Bila kabel penghubung ini putus atau sambungan socket lepas maka akan dapat menyebabkan sistem pengisian tidak bekerja karena sudah tentu bila kabel putus atau socket lepas maka aliran listrik juga akan terputus, misalnya saja kabel yang menghubungkan antara kunci kontak dengan terminal IG regulator putus atau socket IG regulator lepas maka listrik tidak akan dapat dialirkan menuju ke rotor coil sehingga rotor coil tidak akan terjadi kemagnetan dan menyebabkan sistem pengisian tidak bekerja.
5. Komponen pengaman putus
Setiap komponen kelistrikan selalu dilengkapi dengan komponen pengaman yaitu fuse. Fuse atau sekering berfungsi untuk emngamankan komponen-komponen pada sistem pengisian agar tidak rusak bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya terjadi hubungan pendek (konslet) atau arus yang mengalir besar.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas yang penyebabkan tidak adanya tegangan pengisian yang dihasilkan oleh sistem pengisian dapat diatasi dengan cara :
No | Gejala atau gangguan | Cara mengatasi |
1 | V-belt putus | Ganti V-belt dengan yang baru |
2 | Regulator terbakar | Ganti regulator |
3 | Rotor coil terbakar | Perbaiki kumparan rotor coil atau ganti alternator |
4 | Stator coil terbakar | Perbaiki kumparan stator coil atau ganti alternaor |
5 | Socket atau sambungan kabel putus atau kendor | Perbaiki sambungan kabel dan socket |
6 | Sikat (brush) habis | Ganti sikat |
7 | Dioda putus | Ganti dioda |
8 | Fuse putus | Ganti fuse dengan spesifikasi yang sama |
0 Response to "Penyebab Sistem Pengisian Konvensional Tidak Bekerja dan Bagaiana Cara Mengatasinya"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.