Target utama adalah mencari pengganti bagi minyak bumi, tetapi umat manusia punya satu tujuan lain. Belajar dari pengalaman mempergunakan bahan bakar dari fosil, manusia menemukan dua hal kritis yang kemudian menjadi kriteria tambahan bagi bahan bakar jenis baru :
Bahan bakar fosil, seperti minyak bumi atau batubara memiliki kelemahan fatal, kesediaannya terbatas dan tidak bisa diperbaharui. Alam membutuhkan waktu jutaan tahun untuk merubah fosil binatang, manusia atau tumbuhan menjadi minyak bumi dan batubara.
Kelemahan lainnya dari bahan bakar fosil adalah ternyata penggunaannya menghasilkan gas buang yang mencmari udara. Lebih parah lagi gas buang ini juga memiliki sifat Efek Rumah Kaca yang membahayakan atmosifir bumi. Dari sinilah pemikiran untuk menemukan bahan bakar baru yang bisa diperbarui dan ramah pada lingkungan.
Jawabannya, salah satunya adalah dalam bentuk biodiesel atau biosolar. Biodiesel atau biosolar, baik sebagai bahan bakar murni atau campuran memperlihatkan efek polutif yang lebih rendah dibandingkan solar yang berasal dari minyak bumi. Selain itu ketersediaannya pun memenuhi kriteria bisa diperbaharui karena tanaman bisa ditumbuhkan kembali ketika mati.
Itulah mengapa bahan bakar nabati ini, biodiesel menjadi salah satu tumpuan masa depan, karena mereka juga bisa memenuhi kedua kriteria tambahan sebagai bahan bakar alternatif.
Dengan semakin tingginya kesadaran akan menipisnya bahan bakar minyak, semua negara di dunia bergegas untuk memunculkan teknologi dan peraturan yang mengharuskan penggunaan biodiesel dan juga bahan bakar nabati lainnya.
Di Eropa, biodiesel sudah dipergunakan untuk mobil, kereta, dan juga untuk pesawat terbang. Selain itu juga dipergunakan bahan bakar bagi proses produksi di berbagai pabrik. Sebagian besar masih sebagai campuran bagi bahan bakar minyak, tetapi penggunaannya dalam bentuk biodiesel murni pun mulai dilakukan.
Di Indonesia sendiri sudah menerapkan aturan penggunaan 15% biodiesel bagi semua solar yang dijual di negara ini sejak 1 April 2015. Persentase ini meningkat dari sebelumnya yang hanya 5% saja.
Persentase ini ditargetkan untuk terus meningkat menjadi 25% dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk menunjukkan berapa persen terkandung di dalam kandungan sebuah bahan bakar, biasanya akan ada kode yang dimulai dengan huruf B + dengan persentase bahan bakar nabati yang terkandung di dalamnya.
- B100 – bеrаrtі bаhаn bаkаr tеrѕеbut аdаlаh murnі tеrbuаt dаrі mіnуаk nаbаtі.
- B15 – 85% аdаlаh bаhаn bаkаr turunаn mіnуаk bumі dаn 15% bіоdіеѕеl
- B25 – 75% bаhаn bаkаr mіnуаk dаn 25% bіоdіеѕеl.
Tаntаngаn Bаgі Bіоdіеѕеl
Biodiesel pun masih menghadirkan beberapa tantangan untuk menggunakannya secara lebih masal di seluruh dunia. Hal tersebut timbul baik dari sisi teknologi dan juga sosial. Memang biodiesel dan bahan bakar nabati lainnya dapat diperbaharui. Meskipun demikian, untuk menghasilkannya diperlukan lahan yang luas.
Apalagi mengingat populasi dunia yang terus bertambah yang juga berarti kebutuhan akan bahan makanan akan terus meningkat pula. Masalahnya, tumbuhan yang menjadi bahan utama biodiesel juga memerlukan lahan yang sama. Padahal bumi tidak akan bertambah lahannya dan akan tetap sama.Apabila lahan diprioritaskan untuk sumber bahan baku biodiesel, dikhawatirkan akan mengganggu suplai bahan pangan bagi manusia.
Meskipun sudah bisa dipergunakan dalam bentuk murni, biodiesel kebanyakan masih dipergunakan sebagai bahan campuran. Alasannya karena mesin-mesin dari kendaraan yang beredar dan juga mesin-mesin lainnya belum mampu (atau disesuaikan) dengan karakter bahan bakar nabati itu sendiri.
Ada beberapa pengguna yang mencoba mencampurkan biosolar dengan pertamax dan hasilnya sangat memuaskan. Rata - rata alasan mereka mencapur dengan pertamax adalah untuk mendapatkan tarikan (akselerasi ) yang maksimal. Memang sih, bukan hanya pengendara mobil pribadi yang mengeluhkan kwalitas biosolar, banyak juga kok para pengemudi bis dan truk yang mengalami demikian.
0 Response to "Mengenal Bahan Bakar Biodiesel Dan Nabati Yang Ramah Lingkungan"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.