Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menjelaskan konsep pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk barang atau jasa, menentukan jenis pengujian prototipe produk yang sesuai dengan target pasar, mengidentifikasi perbaikan yang harus dilakukan pada saat pengembangan produk, mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan melakukan pengujian terhadap prototipe yang telah dibuat dengan rasa ingin tahu, kreatif, komunikatif, dan mandiri.
Gambar 8-1 Pengujian Prototipe Produk |
PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PROTOTIPE PRODUK BARANG ATAU JASA
Jika berencana meluncurkan produk baru atau mengembangkan yang sudah ada, pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk merupakan langkah penting dalam proses riset pasar. Pengujian terhadap sufat dan kinerja prototipe produk akan membantu wirausahawan mendapatkan informasi yang berharga tentang sikap dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang akan dirilis serta membantu dalam menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengujian awal yang telah dilakukan dalam pengembangan prototipe produk baru atau yang sudah ada dapat juga membantu dalam menentukan biaya produksi dengan lebih tepat.
Selain itu, wirausahawan perlu menilai apakah produk mendapatkan penerimaan pasar yang memuaskan. Sangat penting untuk menguji apakah produk dan konsep pemasaran memuaskan konsumen di pasar, karena adanya interaksi langsung dengan konsumen serta wirausahawan bisa mendapatkan sejauh mana kinerja produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui testimoni yang mereka sampaikan baik lisan maupun tulisan.
Suatu perusahaan dapat melakukan pengujian produk pada setiap tahap pengembangan produk baik unutk produk baru maupun untuk produk yang telah ada, termasuk fase ide, pengembangan dan produksi. Alangkah lebih baiknya wirausahawan melakukan setidaknya satu putaran atau beberapa putaran pengujian, sebelum merilis produk baru ke pasar.
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana tahapan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk.
A. Konsep pengujian prototipe produk
Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk mengukur kinerja atau sifat suatu produk.
Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen pasar. Pengujian prototipe produk dilakukan sebelum produk dipasarkan. Kegiatan pengujian prototipe produk dilakukan pada sifat dan kinerja produk tersebut apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dengan melakukan kegiatan pengujian prototipe produk, dapat membantu wirausahawan dapat lebih memperkaya konsep produknya dan dapat membantunya dalam proses pemilihan produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Proses pengujian prototipe produk ini dapat diterapkan dalam berbagai jenis produk baik barang maupun jasa.
Gagasan atau ide yang diwujudkan dalam bentuk prototipe, tidak akan sempurna sebelum dilakukan pengujian pada prototipe produk tersebut. Karena produk yang belum teruji akan sulit untuk masuk ke pasaran. Terutama untuk produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat luas. Pengujian produk dapat dilakukan oleh pabrik, laboratorium independen, lembaga pemerintah, dan lainnya, tergantung pada kondisinya. Seringkali metode pengujian formal yang ada digunakan sebagai dasar untuk pengujian.
Dalam pengujian prototipe produk, standar yang digunakan dapat bersifat sukarela dan wajib. Standar sukarela artinya pengusaha atau wirausahawan membuat aturan atau standar sendiri dan mempraktikkannya. Sedangkan standar wajib artinya standar-standar yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca juga: Menganalisis perencanaan produksi massal
Standar sukarela yang dibuat untuk beberapa jenis produk biasanya disesuaikan dengan standar yang dikembangkan oleh asosiasi perdagangan, misalnya IDEA sebagai asosiasi perdagangan secara online (E-commerce) yang menaungi lebih dari 100 pedagang atau pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan secara online.
B. Manfaat pengujian prototipe produk
Pengujian kesesuaian fungsi prototipe dengan produk barang atau jasa yang dibuat merupakan proses yang penting dalam sebuah usaha atau bisnis. Beberapa manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Pelanggan akan lebih percaya diri pada produk yang telah diuji, terutama jika pengujain dilakukan oleh lembaga tertentu, seperti kementrian keagamaan untuk uji kehalalan dan BPOM untuk uji kelayakan produk makanan dan lain-lain. Pengujian memberikan bukti kepada pelanggan bahwa produk tersebut aman dan dapat melakukan fungsi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain itu, dapat membuka kesempatan untuk dapat mengembangkan usaha dengan mitra ketiga atau investor.
b. Peningkatan Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen
Pengujian terhadap suatu prototipe produk sebelum dipasarkan, selain menambah kepercayaan diri wirausahawan dalam memasarkan produknya tetapi dapat juga membantu dalam meningkatkan kualitas produk tersebut. Menguji banyak ide dan desain dapat membantu wirausahawan untuk memilih jenis pengujian desain produk dan prototipe yang paling efektif dan membantu mengungkap dan memperbaiki kekurangan untuk meningkatkan kualitas produk. Sehingga produk yang kenalkan ke pasaran adalah produk yang sudah matang dan berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
c. Pengurangan Biaya
Pengujian fungsi prototipe juga dapat membantu wiruasahawan untuk mengurangi biaya produksi. Dari hasil pengujian tersebut, wirausahawan dapat menghitung dan memperkirakan biaya produksi yang harus dikeluarkan dengan begitu wirausahawan dapat mengefisienkan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Selain itu, dengan pengujian fungsi prototipe sebelum produk di pasarkan secara luas, membantu wirausahawan terhindar dari pembayaran garansi yang berlebihan dan kemungkinan biaya hukum.
d. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing
Produk yang telah melewati proses pengujian fungsi prototipenya akan lebih unggul dengan pesaing, karena dari pengujian tersebut akan menghasilkan produk yang berkualitas.
e. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan
Selain kualitas produk, informasi mengenai kelarluarsa produk pun sangat penting bagi konsumen terutama produk makanan dan minuman. Dengan pengujian prototipe produk, wirausahawan dapat menentukan dengan pasti masa kadarluarsa produk, sehingga selain aman untuk konsumen juga dapat menambah kepercayaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan.
f. Memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk
Pada proses pengujian produk, selain menguji kualitas produk. Hal lain yang dapat diperoleh dari hasil pengujian produk adalah informasiinforasi dalam penentuan harga, nama merek dan kualitas kemasan produk dan gambaran daya terima konsumen terhadap produk. Dengan adanya informasi tesebut, seorang wirausaha dapat mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang muncul dari aspek-aspek tersebut. Karena jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak di atasi dari awal, maka dapat memberikan dampak negatif bagi usaha atau bisnis yang sedang dijalankan bahkan dapat terbentur oleh masalah hukum seperti plagiasi dan lain-lain, terutama pada saat proses promosi dan pemasaran.
C. Tujuan pengujian prototipe produk
Bagi wirauwsahawan, hasil pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk dapat digunakan untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu, pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan pengembangan produk baru, sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama. Tujuan lain dari pengujian produk, antara lain sebagai berikut.
- Memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI.
- Memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk.
- Menjadi data standar dan komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah danvkegiatan penjaminan mutu produk.
- Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain.
- Memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk.
- Mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi.
- Memastikan keamanan.
D. Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk
Proses pengujian prototipe produk dapat melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut dapat berkaitan dengan aspek keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan produk oleh konsumen. Pada aspek keamanan produk, pihak yang berperan salah satunya adalah pemerintah. Adapun beberapa pihak yang berperan dalam pengujian produk adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah
Peran pemerintah di sini adalah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan seorang wirausaha menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk untuk konsumen. Pemerintah dapat membantu wirausaha dalam meningkatkan mutu produknya dengan menerbitkan rangkaian standar secara nasional, yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia).
b. Organisasi Konsumen Peran
Organisasi konsumen sebagai perwakilan konsumen agar konsumen mendapatkan produk sesuai standar dan berkualitas. Ketika pemerintah dan pengusaha atau wirausahawan tidak menetapkan standar kualitas suatu produk, maka organisasi konsumen tersebut dapat menuntutnya karena beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi konsumen.
E. Persyaratan pengujian prototipe produk
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan Sistem
Metode dan prosedur pengujian produk ini mengharuskan wirausahawan untuk memiliki sistem yang standar, sehingga setiap produk yang sejenis dapat diuji dengan cara yang sama. Termasuk dalam hal-hal sebagai berikut.
- Produk yang disiapkan harus sama, baik kemasan dan pengkodean.
- Kuesioner yang diajukan harus sama.
- Rencana sampling yang sama.
- Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama.
b. Data Normatif Pengujian Produk
Data dari hasil dari pengujian produk diarsipkan dan dilakukan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk membangun data base normatif sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai dan memudahkan dalam pengembangan produk ke depannya.
c. Perusahaan Penelitian yang Sama
Ada baiknya pengusaha atau wirausahawan menggunakan satu perusahaan riset untuk melakukan semua pengujian produknya. Hal ini dilakukan agar memastikan semua uji produk dilakukan dengan cara yang sama persis.
d. Uji Lingkungan Nyata
Proses ini adalah proses pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak yang berada di lingkungan tempat di mana produk tersebut akan digunakan. Misalnya, jika produk tersebut digunakan di pasar maka produk tersebut harus diuji oleh orang-orang yang berada di pasar.
e. Populasi Sampel yang Relevan
Sampel merupakan variable penting dalam pengujian produk. Apabila sebuah produk memiliki segmen pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan merek dari pasar tersebut.
f. Variabel Kritis Kegunaan dan Kualitas Produk
Aspek ini harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari pengusaha itu sendiri. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk. Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar dapat merancang sistem pengujian produk yang akurat.
g. Tindakan Konservatif Rumusan Produk
Produk sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi terhadap formulasi baru. Bila pengusaha telah yakin memiliki produk yang lebih baik, diusahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode tertentu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk berulang. Selanjutnya, produk dapat distribusikan ke semua pangsa pasar. Semakin kecil pangsa pasar, akan semakin besar pula resiko yang bisa diambil dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.
F. Tahapan proses pengujian prototipe produk
Bagaimana cara kerja pengujian, dan seperti apa prosesnya, bervariasi sesuai dengan produk mana, dan aspek kinerja yang akan diuji, tetapi sebagian besar proses berlangsung melalui fase pengujian produk dengan cara yang sama.
Pengujian produk bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang keberhasilan sebuah produk, mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan produk, dan untuk menetapkan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu sebagai berikut.
a. Pengujian Teknik (Technical Testing)
Prototipe merupakan gambaran akhir dari sebuah produk. Pengujian yang dilakukan atas kinerja prototipe produk dapat memberikan informasi mengenai siklus hidup produk dan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan tingkat kerusakan produk, baik pada saat pemakaian oleh konsumen maupun pada saat pengiriman barang dari produsen ke konsumen, yang berdampak pada biaya pemasaran produk.
b. Pengujian Preferensi dan Kepuasan konsumen (preference and satisfaction testing)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan pada proses pemasaran serta dapat membuat gambaran mengenai hasil awal dari penjualan produk. Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif konsumen individu, diukur dari kepuasan mereka terhadap produk yang mereka beli. Kepuasan ini sering disebut sebagai utilitas. Nilai konsumen dapat ditentukan oleh bagaimana utilitas konsumen membandingkan antara berbagai item.
Pada tipe pengujian ini, terdapat komponen yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan produk oleh pelanggan dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu, konsumen diberikan pertanyaan mengenai kepuasan mereka terhadap produk yang ditawarkan. Untuk membandingkan kualitas produk kita dengan produk pesaing adalah dengan melakukan “blind test”. Beberapa manfaat dari pengujian ini adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui kelebihan atau keunggulan dari produk yang ditawarkan, terlebih apabila usaha atau bisnis yang dijalankan ingin menonjolkan keunggulan produk yang ditawarkan.
- Perkiraan tingkat pembelian ulang (repeat order) sangatlah penting untuk memperkirakan pangsa pasar dalam jangka panjang. Apabila hasilnya kurang bagus, maka yang dapat dilakukan adalah membatalkan peluncuran produk atau perancangan ulang prototipe produk.
- Dapat memperkirakan kapan dilakukan pengembangan produk
- Dapat memberikan kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c. Pengujian Pasar Simulasi (Simulated Test Markets)
Pengujian dilakukan pada secara langsung ke segementasi pasar yang dituju. Pengujian ini bertujuan mengetahui gambaran mengenati segmentasi pasar yang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan. Pengujian ini juga disebut prosedur riset pemasaran. Beberapa model yang dapat dipakai, yaitu, bases, designor, assessor, dan litmus.
d. Test Markets ( Pengujian Pasar )
Pengujian pasar ini dilakukan dengan menawarkan sebuah produk untuk dijual disuatu wilayah terbatas yang merupakan sampel yang mengambarakan semua wilayah yang dapat mewakili keseluruhan wilayah produk akan dipasarkan. Metode dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.
1) Sales Wave Research
Awalnya konsumen ditawarkan untuk mencoba produk secara percuma, kemudian konsumen ditawarkan produk pesaing yang memiliki harga lebih murah.
2) Simulated Test Marketing
Pada metode ini, konsumen yang terdapat pada tempattempat belanja seperti mal, supermarket, atau tempat lainnya diberi pertanyaan mengenai alasan memilih produk dengan merek tertentu. Selain itu, konsumen juga biasa diajak untuk melihat beberapa iklan singkat beberapa produk pesaing dan produk yang kita tawarkan. Selanjutnya, mereka diminta untuk membeli beberapa produk sesuai dengan yang ada di iklan di toko yang telah ditentukan dengan uang yang kita berikan. dari metode itu, kita bisa melihat posisi kita di mata konsumen dibandingkan dengan produk pesaing.
3) Controlled Test Marketing
Metode digunakan untuk menguji faktor-faktor yang terdapat dalam took dan iklan terbatas yang ditampilkan tanpa melibatkan konsumen secara langsung.
4) Test Market
Pengujian ini biasanya dilakukan untuk menguji produk baru, di mana keadaan pengujain ini buat sesuai dengan keadaan pada saat produk akan diluncurkan. Pada umumnya pengusaha akan bekerja sama dengan perusahaan riset untuk mendapatkan informasi kota mana yang cocok untuk menawarkan produk agar distributor tertarik untuk memasarkan produknya. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan oleh perusaahaan.
BPOM
Perubahan dari berbagai bidang terutama teknologi produksi, semakin meningkatkan resiko yang mungkin muncul dari produk yang digunakan konsumen terhadap kesehatan mereka. Kerusakan yang terjadi pada produk, misalnya terkontaminasinya produk oleh zat berbahaya dapat membahayakan konsumen dengan jumlah besar dan luas yang berlangsung dengan sangat cepat.
Gambar 8-2 BPOM |
Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi di Indonesia terdapat suatu instansi yang bertujuan untuk melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumen dari produk yang ditawarkan dipasaran. Instansi itu adalah BPOM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi.
Kebanyakan pelaku usaha makanan kebingungan jika diberi pertanyaan apakah produknya sudah memiliki izin BPOM atau belum. Oleh karena itu, BPOM membagi izin atau sertifikasi menjadi 4 bagian, yaitu, PIRT, MD, ML, dan SP. Setiap perizinan memiliki biaya yang berbeda-beda. Perbedaan biaya tersebut didasarkan kepada jenis peralatan yang digunakan, jumlah produk yang diproduksi dan jumlah tenaga kerja. Jadi biaya pengurusan izin ini bervariasi dan mengikuti kemampuan dari usaha itu sendiri.
1. PIRT adalah izin untuk industri skala rumahan
Banyak home industri atau industri rumahan yang bisnisnya tumbuh sehingga kapasitas produksi meningkat, kemasan, dan produknya pun semakin varuatif dan kreatif. Sehingga aspek legalitasnya harus diperhatikan. Perizinan ini diberikan kepada olahan hasil industri rumah tangga yang dijual secara eceran dan memiliki label. Dengan memiliki perizinan ini industri rumahan tersebut mendapatkan jaminan tertulis yang ditandatangani oleh Bupati atau Walikota sesuai dengan wilayah kerjanya. Namun, produk tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Makanan Dalam (MD)
Merupakan perizinan yang diberikan oleh industri dalam negeri yang berskala besar. Kode MD yang diberikan BPOM berbeda-beda sesuai dengan lokasi diproduksinya produk tersebut.
3. Makanan Luar (ML)
Merupakan perizinan yang diberikn BPOM terhadap industri berskala besar yang berasal dari luar negeri. Kode ML digunakan pada produk impor yang masuk ke Indonesia baik berupa produk utuh maupun harus dikemas ulang di Indonesia.
4. Sertifikat Penyuluhan (SP)
Sertifikat ini merupakan sertifikat untuk pengusaha-pengusaha kecil di bawah pengawasan Dinas Kesehatan. Penyuluhan akan diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten pada pelaku usaha kecil tersebut. Pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan langsung secara mendadak untuk memastikan proses produksi sesuai standar atau tidak.
Sumber:
https://www.pom.go.id/new/view/direct/job
https://bplawyers.co.id/2017/03/22/inilah-alasan-kenapa-izin-produksiindustri-rumah-tangga-pangan-harus-menjadi-izin-edar-bpom/
RANGKUMAN
- Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk mengukur kinerja atau sifat suatu produk.
- Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen pasar
- Manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya, meningkatkan kepercayaan konsumen, peningkatan kualitas produk, kepuasan konsumen, pengurangan biaya, produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing, dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan, memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk.
- Tujuan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk, di antaranya, untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan pengembangan produk baru. Sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama, memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI, memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk, menjadi data standar, komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah, kegiatan penjaminan mutu produk, sebagai sarana perbandingan dengan produk lain, memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk, mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi, dan memastikan keamanan.
- Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk adalah pemerintah dan organisasi konsumen
- Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benarbenar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut: pendekatan sistem, data normatif pengujian produk, perusahaan penelitian yang sama, uji lingkungan nyata, populasi sampel yang relevan, variabel kritis kegunaan dan kualitas produk, tindakan konservatif rumusan produk
- Tahapan proses pengujian prototipe produk, secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu sebagai, Technical Testing (Pengujian Teknis), Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan), Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi), Test Markets (Pengujian Pasar).
Demikian materi kita tentang menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang atau jasa ini. Semoga bisa membantu anda.
0 Response to "Menentukan Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototype Produk Barang atau Jasa"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.