Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya

Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya - Setelah mempelajari materi tentang maintenance peserta didik mampu memahami prinsip-prinsip perawatan dan mampu menggunakan OMM (operation maintenance manual) dengan benar.
Dalam dunia alat berat biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan unit alat berat sangat besar, apalagi jika sebuah unit alat berat sampai mengalami break down.

Selain adanya biaya yang harus dikeluarkan juga cukup besar, pekerjaan juga akan tertunda penyelesainya yang dapat menggangu keberlangsungan jalannya sebuah perusahaan.

Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya
Ini yang mendasari betapa pentingnya perawatan unit alat berat, karena produktifitas suatu unit alat berat sangat tergantung kepada sehatnya alat tersebut, tidak mungkin akan mencapai produktifitas yang tinggi jika alat atau unit tidak sehat, unit atau alat juga tidak mungkin sehat jikalau perawatanya tidak sesuai atau perawatanya kurang. Jadi salah satu faktor keberlangsungan unit atau alat tergantung kepada proses perawatan atau proses maintenancenya.

Tujuan Maintenance (Pemeliharaan)

Kegiatan atau tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performa dari sebuah mesin atau unit kendaraan seperti kondisi dan performanya dari mesin tersebut sewaktu masih baru, tetapi dengan biaya perawatan serendah-rendahnya.

Usaha atau kegiatan untuk menjaga kondisi dan performa masin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis sedangkan menekan biaya perawatan serendah-rendahnya adalah nonteknis.

Tidak ubahnya alatalat produksi di dalam sebuah perusahaan, alat berat juga harus selalu dalam kondisi yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimal mungkin.

Ini semua dapat dicapai dengan jalan melakukan perawatan unit dengan baik. Perawatan unit dengan baik adalah perawatan yang menghasilkan down time seminimal mungkin dengan biaya yang pantas/ tidak boros.

Dengan demikian perawatan atau maintenance dapat didefinisikan sebagi kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan (tidak normal) atau kerusakan sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik. Beberapa kasus yang menjadi penyebab terjadinya keusakan pada unit.

Jika kita melihat pada tabel di atas, maka penyebab terjadinya kerusakan alat terbesar adalah kerusakan akibat kesalahan/ kelalaian maintenance yaitu sebesar 72 % dimana 41 % adalah kelainan dalam periodik maintenance dan 31% adalah kelainan dalam dialy inspection. Beberapa tujuan diadakanya maintenance adalah sebagai berikut:
  1. agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (High availability = berdaya guna fisik yang tinggi)
  2. agar suatu alat selalu dengan kemampuan yang prima, berdayaguna mekanis yang paling baik (best performance)
  3. agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (reduce repair cost)

Perencanaan maintenance (Pemeliharaan)

Untuk tercapainya tujuan dari perawatan, maka diperlukan pengorganisasian/ perencanaan perawatan dengan benar dan tepat. Seperti pada tabel berikut: 
Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya
GBR.3 Bagan Perawatan/ Maintenance
Jika kita melihat bagan di atas, maka maintenance atau perawatan kita klasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Preventive Maintenance

Merupakan perawatan yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan atau kerusakan pada pada machine atau unit alat berat. Karena tujuanya adalah untuk mencegah sebelum terjadinya gangguan/ kerusakan, maka perawatan ini dilakukan tanpa menunggu adanya tanda-tanda atau gangguan muncul pada unit. Sesuai diagram di atas, preventive maintenance diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

a. Periodik Maintenance

Periodik maintenance adalah pelaksanaan service yang harus dilakuakan setelah unit bekerja mencapai jumlah jam operasi tertentu. Periodik maintenance diklasifikasikan menjadi dua yaitu periodik inspection dan periodik servive, dan periodik inspection diklasifikasikan menjadi dua yaitu perawatan 10 jam kerja (Daily) atau perawatan 50 jam kerja (weekly).

Untuk membantu melaksanakan perawatan 10 jam kerja kita bisa menggunakan cek sheet atau cek form pada saat pemeriksaan terhadap unit yang kita rawat atau periksa, begitu juga dengan perawatan 50 jam kerja sedangkan periodik service diklasifikasikan menjadi perawatan 250 jam kerja, 500 jam kerja, 1000 jam kerja dan 2000 jam kerja.

Pekerjaan atau perawatan apa saja yang dilakukan pada periodik service pastinya berbeda antara unit yang satu dengan unit yang lain, Oleh karena itu, untuk melakukan perawatan ini kita dapat menggunakan OMM (operation maintenance manual) yang ada pada setiap unit, yang diberikan pabrikan pada saat kita membeli unit baru.

b. Schedule Overhoul

Adalah perawatan yang dilakukan sesuai dengan interval tertentu pada komponen-komponen tertentu. Overhaul dilaksanakan secara terjadwal tanpa menunggu komponen tersebut rusak terlebih dahulu. Beberapa komponen unit machine yang dilakukan overhoul antara lain:
1) overhaul engine
2) overhaul torque converter
3) overhaul transmission
4) overhaul final drive dan lain sebagainya

c. Condition Base Maintenance

Adalah perawatan yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi unit seperti semula dengan cara melakukan service seperti PPM (program pemeriksaan mesin), PPU (program pemeriksaan undercharriage) yang hasil pengukurannya distandarkan pada produk yang baru.

2. Corective Maintenance

corrective maintenance berbeda dengan preventive maintenance dimana pada preventive maintenance, perawatan dilakukan berkala sebelum adanya gangguan kerusakan, justru pada corektive maintenance, perawatan dilakukan setelah terjadi ketidak normalan atau tanda-tanda gangguan kerusakan atau bahkan komponen telah rusak.

Tujuan dari corektive maintenance adalah mengembalikan kondisi machine atau unit ke kondisi semula baik dengan cara penyetelan ataupun penggantian. Corektive maintenance diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
  1. Penyetelan dan penggantian (adjusting and repair) Adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang belum parah atau machine belum break down (tidak bisa digunakan)
  2. Break down maintenance Adalah perawatan yang dilakukan setelah machine betul-betul rusak atau karena kerusakan yang diabaikan terus menerus tanpa ada usaha untuk memperbaiki dan jika dibiarkan terus menerus kerusakan akan semakin parah yang pada akhirnya biaya perawatan akan semakin tinggi.

Pelaksanaan Maintenance (Pemeliharaan)

Dalam hal pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan yang dikedepankan adalah sefetynya, baik itu sefety untuk mekaniknya ataupun sefety untuk unit dan lingkunganya. Pada pelaksanaan pemeliharaan mekanik harus sesuai prosedur perawatan mulai dari safetynya, tool yang dipakai, ataupun sperpart yang digunakan.

Pemeliharaan pada suatu sistem pada engine akan berbeda perlakuanya dengan sistem yang lain. Pada umumnya kerusakan-kerusakan yang terjadi pada engine atau unit alat berat disebabkan oleh faktor perawatan yang kurang memadai serta teknik pengoperasian yang keliru. Beberapa unsur perawatan yang berpengaruh langsung terhadap kerusakan yang terjadi antara lain:

1. Oli pelumas

oli pelumas berfungsi untuk melumasi bagian-bagian engine yang bergesekan atau bergerak, akibat suhu tinggi yang diterima oleh oli pada proses pelumasan, oli pelumas akan mengalami oksidasi, serta gas pembakaran yang terjadi di dalam sistem akan membuat oli menjadi kotor, belum lagi kebocoran air pendingin, solar dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah pemilihan jenis oli yang digunakan harus sesuai dengan temperatur sekeliling, jika kekentalan (viskositas) oli terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan pada saat starting dan mempertinggi kerugian gesek yang terjadi, dan jika kekentalan (viskositas) terlalu rendah, maka film oil akan pecah yang akan mengakibatkan kontak langsung antara metal dengan metal yang bergesekan akan terjadi kemudian timbul keausan dan kerusakan.

2. Air pendingin

Air pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan mesin melalui mekanisme pendinginan yang mengisi Water jacket baik pada silinder head ataupun silinder blok dan saluran saluran yang lain, jika jenis air yang tidak tepat, jumlah air yang tidak mencukupi, corrosion resistor yang tidak berfungsi secara memadai, kerak air akan timbul sehingga akan menyebabkan penyumbatanpenyumbatan pada aliran sistem pendingin, kerusakan yang terjadi adalah pitting pada dinding luar silinder liner.

3. Udara (debu)

Unit-unit alat berat banyak sekali dioperasikan pada daerah yang sangat berdebu missal pertambangan, galian tanah dan lainnya. masuknya debu ke dalam ruang bakar yang disebabkan oleh rusaknya gasket ataupun clamp yang kendor pada saluran masuknya udara, akan menyebabkan rusaknya oil film pada bagian yang bergesekan sehingga menimbulkan gerusan pada liner dan piston yang pada akhirnya akan menyebabkan kemacetan pada ring piston.

4. Cara mengoperasikan

Pada saat kita melakukan operasi pada unit jangan lupa lakukan pemanasan terlebih dahulu pada unit sebelum dioperasikan, pembebanan yang berlebih, akselerasi mengejut dan kasar, serta mematikan mesin secara mendadak harus kita hindarkan. Membebani engine secara berlebihan, akselerasi kasar dan mengejut akan membuat komponen-komponen utama dari engine dipaksa berputar dalam putaran tinggi dengan pelumas dan celah bebas antara part yang tidak memadai, akan menimbulkan gerusan dan goresan pada komponen komponen yang bekerja dan jika dilakukan terus menerus akan timbul kerusakan yang lebih parah.

5. Air cleaner

Jika debu masuk melalui air cleaner, maka air cleaner akan menjadi buntu apabila jakarak waktu pembersihan kurang tepat, metode pembersihan yang salah, menggunakan part yang tidak sesuai akan menimbulkan low power pada engine, oil consumsion tinggi, blow by gas naik, turbucharger exhaust manifold overheat sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada valve guide, kerusakan pada, oli bocor dari turbo charger, impeller rusak dan lainnya

6. Engine oil filter

Jika engine oil filter buntu yang disebabkan karena pengantian filter yang tidak tepat, penggunaan oli yang tidak sesuai akan mengakibatkan tekanan oli turun, suara tidak normal, low power, over heat, bocor pada part tertentu, oli level naik sehingga akan berdampak pada kerusakan valve, piston dan liner menjadi lecet/ rusak, kerusakan pada liner, kerusakan pada piston ring dansebagainya.

7. fuel filter

jika pada fuel filter buntu atau macet atau rusak yang bisa disebabkan oleh karena munggunakan fuel filter yang salah, interval penggantian yang salah, endapan air pada fuel tank yang tidak didrain akan mempengaruhi performa engine menjadi jelek, gas buang menjadi abnormal, akselerasi jelek, susah start yang dapat berdampak kepada nozzle macet, pump macet, atau kerusakan berbagai part yang isebabkan oleh pembakaran yang tidak normal.

8. Hydraulic filter

jika terjadi kebuntuan atau rusak pada Hydraulic filter yang disebabkan oleh interval pengganian yang tidak sesuai, menggunakan part yang tidak sesuai, penyimpanan oli yang salah, menggunakan oli yang tidak sesuai sehingga dapat menyebabkan kekentalan oli berubah, tekanan oli turun, over heating dan element terkontaminasi berlebihan, dapat berakibat kerusakan pada Hydraulic pump, kerusakan pada valve spool dan Hydraulic silinder dan lainnya.

 Rangkuman

  1. Perawatan atau maintenance adalah kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan (tidak normal) atau kerusakan sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik
  2. Tujuan dari maintenance adalah:
    • Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (High availability = berdaya guna fisik tinggi)
    • Agar suatu alat selalu dengan kemampuan yang prima/ berdaya guna mekanis yang baik (best performance)
    • Agar biaya perbaikan menjadi lebih hemat (reduce repair cost)
  3. Preventive Maintenance adalah perawatan yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan atau kerusakan pada pada machine atau unit alat berat.
  4. Periodik maintenance adalah pelaksanaan service yang harus dilakukan setelah unit bekerja mencapai jumlah jam operasi tertentu.
Materi ini untuk kompetensi dasar Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya. Semoga bisa bermanfaat.

0 Response to "Menerapkan cara penggunaan OMM (operation maintenance manual), service manual dan part book sesuai peruntukannya"

Post a Comment

Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.