- Setelah terjadi permasalah pada transmisi manual peserta didik akan mampu melakukan diagnosis awal terhadap kerusakan transmisi manual dengan teliti.
- Setelah melakukan diagnosis awal, peserta didik dapat melakukan pengujian pada komponen transmisi manual menggunakan alat ukur dengan benar.
- Setelah pengujian peserta didik dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada transmisi manual dengan benar.
- Setelah melakukan pengujian dengan tepat peserta didik menemukan kerusakan pada transmisi manual dengan tepat.
- Setelah mengetahui kerusakan transmisi manual peserta didik dapat melakukan pembongkaran transmisi manual beserta komponen-komponennya.
- Peserta didik dapat melakukan pembongkaran transmisi manual beserta komponen-komponen sesuai prosedur langkah-langkah pembongkaran.
- Setelah melakukan pembongkaran peserta didik dapat menguji kerusakan komponen transmisi manual menggunakan alat ukur dengan tetap.
- Setelah melakukan pengukuran peserta didik dapat mengganti komponen transmisi manual yang rusak dan tidak layak dipakai sesuai dengan spesifikasi.
- Setelah melakukan pergantian komponen peserta didik dapat melakukan perakitan komponen transmisi manual sesuai dengan langkah-langkah kerja.
- Peserta didik merakit kembali komponen transmisi manual tanpa terjadi kerusakan.
Mendiagnosis Kerusakan Transmisi Manual
1. Keausan
- Keausan adhesive: terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan salah satu material.
- Keausan abrasif: terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak.
- Keausan lelah: merupakan mekanisme yang relatif berbeda dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif melibatkan hanya satu interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi multi. Permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
- Keausan Oksidasi ( keausan korosif): Pada prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
2. Masuknya Kotoran Kedalam Transmisi
- Kotoran pasir: Masuknya kotoran pasir pada transmisi akan berakibat vatal pada bearing yang ada pada transmisi tersebut, biasanya kerusakan yang ditimbulkan oleh pasir tersebut adalah adanya goresan-goresan pada permukaan bearing atau bola bearing.
- Kotoran air: Masuknya kotoran air pada transmisi juga akan berakibat vatal pada komponen yang ada didalam transmisi tersebut. Akibat yang ditimbulkan pengotor air pada bearing biasanya akan terjadi pengkaratan pada bearing tersebut.
3. Kurangnya Pelumas Pada Transmisi
- Pelumas (Lubricant). Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan. Minyak pelumas membentuk Oil film di dalam dua benda yang bergerak sehingga dapat mencegah gesekan/kontak langsung diantara dua benda yang bergesekan tersebut.
- Pendingin(Cooling). Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga panas yang timbul dari gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga minyak pelumas pada kondisi seperti ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
- Pembersih (Cleaning). Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas menuju karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh magnet pada dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
- Kurangnya pelumas pada transmisi akan menyebabkan komponen pada transmisi tidak terlumasi secara sempurna, akibatnya gesekan akan terjadi sehingga akibat yang ditimbulkan adalah bearing bisa menjadi rusak.
- Sebagaimana diketahui salah satu fungsi pelumas adalah untuk mendinginkan, apabila pelumas pada transmisi berkurang maka fungsi pendingin pada pelumaspun tidak akan sempurna akibat yang ditimbulkan adalah bearing pada transmisi akan cepat panas, panas yang terjadi pada bearing akan menyebabkan kekuatan ataupun keuletan pada bearing berkurang, kalau hal ini terus berlanjut secara berkelamaan maka bearing tersebut akan rusak.
- Apabila transmisi kekurangan pelumas, maka fungsi pelumas sebagai pembersih tidak akan efisien ini disebabkan karna pelumas tidak mampu membersihkan komponen pada transmisi secara menyeluruh, akibatnya kotoran-kotoran pada transmisi akan menempel pada komponen yang ada didalam transmisi, dan apabila ini dibiarkan maka bearing pada transmisi akan rusak. Kerusakan yang terjadi pada bearing biasanya goresan-goresan pada permukaan bearing atau juga pada bola-bola bearing.
4. Beban Berlebih
- Getaran yang tinggi akibat dari beban yang diberikan : Ini terjadi karena gear pada transmisi bekerja keras untuk memutar poros, ini terjadi karna beban yang diberikan terlalu besar sehingga poros akan mengalami getaran yang tinggi. Getaran tersebut akan mengakibatkan kerusakan bearing, kerusakan bearing yang terjadi seperti bearing patah atau retak.
- Panas yang tinggi pada transmisi : Panas yang tinggi ini terjadi karna beban yang ada pada mobil suzuki carry terlalu besar akibatnya mesin akan bekerja keras untuk memutar gear pada transmisi, sehingga akan menimbulkan panas yang tinggi pada transmisi, panas yang tinggi tersebut akan membuat bearing pada transmisi rusak ini disebabkan bearing pada transmisi mengalami pemuaian sehingga kekuatan dari bearing tersebut akan berkurang akibatnya bearing akan menjadi rusak.
5. Umur Pakai
- Kelalaian konsumen dalam merawat transmisi, sehingga bearing akan rusak sebelum waktu pakainya.
- Masuknya kotoran pada transmisi: Biasanya terjadi karna kelalaian mekanik tidak membersihkan baut penutup oli dan juga tidak membersihkan transmisi pada saat penggantian oli pelumas akibatnya bearing akan mengalami kerusakan sebelum umur pakainya.
- Beban berlebih: Beban berlebih ini akan membuat getaran dan panas yang tinggi pada transmisi. Panas dan getaran tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bearing sebelum umur pakai bearing habis.
NO | Gangguan | Kemungkinan Penyebab | Cara mengatasi |
1 | Tongkat perneling susah dipindah |
| |
2 | Tongkat Pemindah gigi longgar |
|
|
3 | Susah pindah gigi |
|
|
4 | Gigi melompat |
|
|
5 | Suara abnormal (bunyi berisik) |
|
|
6 | Pidah gigi keras |
|
|
7 | Gigi lepas sendiri |
|
|
8 | Gigi tidak mau masuk |
|
|
0 Response to "Mendiagnosis Kerusakan Transmisi Manual"
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak dan sesuai topik artikel.